Rabu, 29 Juli 2009

TERAPI BERNYANYI II

TERAPI BERNYANYI:

MENGGAIRAHKAN KREATIVITAS BERBAHASA INSAN AUTIS

(ANTARA ORANGTUA DAN ANAK)

(Sulfi Alhamdi)

Insan autis adalah insan yang sangat istimewa. Mereka dengan segala keterbatasan dan permasalahannya tidak dapat dilepaskan dari kehidupan kita. Mereka adalah bagian dari kita. Berbagai upaya akan dimaksimalkan bagi kebutuhan perkembangan dan pendidikan mereka.

Orangtua adalah orang yang terdekat dengan anak. Sebaiknya orangtua, ayah-ibu, mempunyai waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan orang lain. Koneksi perasaan antara orangtua dan anak akan lebih terjalin dengan baik. Proses komunikasi akan tercipta dan berjalan secara alami. Ini adalah modal dasar untuk melakukan kegiatan bernyanyi ini. Kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan sehingga akan menjadi salah satu alternatif terapi bagi anak.

Terapi bernyanyi adalah salah satu kegiatan yang dapat dilakukan bersama insan autis. Terapi bernyanyi ini dapat diberikan kapan saja, di mana saja dan oleh siapa saja; orangtua, guru/therapist, orang yang dekat dengan insan autis. Terapi benyanyi ini dapat diberikan kepada seluruh insan autis, meskipun mereka memiliki perbedaan manifestasi gangguan yang berbeda-beda.

Para orangtua tidak perlu khawatir dengan kondisi sang anak. Selain tujuan tertentu yang ingin dicapai, kegiatan ini secara umum adalah kegiatan yang menyenangkan, terutama bagi anak. Bernyanyi dapat menciptakan situasi yang nyaman, meningkatkan rasa percaya diri anak karena ia dapat menyanyikan lagu tertentu, memudahkan orangtua mengamati perkembangan anak terutama kemampuan verbal dan daya tangkapnya.

Lagu apa sajakah yang dapat kita nyanyikan bersama mereka? Pada dasarnya semua lagu dapat dinyanyikan bersama si anak. Jika ternyata anak menyukai sebuah lagu, baik yang ia nyanyikan langsung atau sekedar bersenandung, maka cobalah untuk mencari tahu dan memahami lagu tersebut. Biasanya anak lebih cenderung menyanyikan lagu tersebut sendiri/tanpa diminta. Pada waktu tertentu mintalah ia untuk menyanyikan lagu tersebut dan bernyanyilah bersama sang anak. Akan tetapi harus dipastikan bahwa kegiatan bernyanyi tersebut adalah kegiatan yang menyenangkan, sehingga mereka tidak merasa terbebani.

Untuk mencapai tujuan tertentu, cobalah untuk memahami lagu tersebut secara khusus. Seperti dengan memahami tema dan lirik lagu tersebut. Kemudian tentukan kosakata pilihan yang sesuai dengan tema lagu. Misalnya lagu “Naik-naik ke Puncak Gunung.” (yang juga dijadikan sebagai lagu untuk salah satu produk iklan di televisi). Pada bagian lagu tersebut terdapat kalimat “kiri kanan, ku lihat saja, banyak pohon cemara.” Kata kiri dan kanan diambil sebagi kosakata pilihan. Berikanlah pemahaman tentang konsep kiri dan kanan tersebut. Misalnya tentang tangan kiri dan kanan, telinga kiri dan kanan, atau orang yang duduk di sisi kiri dan kanan pada saat kegiatan tersebut berlangsung.

Kosakata dalam lagu tersebut juga dapat disesuaikan dengan keadaan sekitar, tidak harus kaku sesuai dengan lirik lagu aslinya . “Kiri kanan, kulihat saja, ada Mama dan Papa” atau apa saja. Kegiatan ini harus dilakukan secara berkesinambungan. Orangtua harus jeli melihat kondisi anak, jangan sampai ia jenuh yang mengakibatkan hal yang tak terduga, seperti mengamuk, menangis atau reaksi lainnya.

Usahakan sampai sang anak benar-benar memahami makna kosakata-kosakata yang telah kita tentukan sebelumnya. Kemudian barulah melakukan penambahan kosakata dengan tema yang lain. Proses ini secara tidak langsung telah mengikat orangtua dan anak dalam kegiatan interaksi dan komunikasi. Akhirilah kegiatan ini dengan memberikan reward/penghargaan padanya berupa tepuk tangan, ciuman, atau kata-kata sanjungan dll.

Bagaimana kalau sani anak menyukai lagu-lagu yang sedang hit saat ini? Tentu saja ini akan lebih baik. Karena dapat dipastikan bahwa anak memiliki tingkat kecerdasan yang lebih. Mintalah anak untuk menyanyikan lagu tersebut. Berikan kesempatan pada anak untuk berekspresi semaksimal mungkin (layaknya seorang penyanyi professional).

Perhatikanlah aksinya dalam menyanyikan lagu tersebut. Catat poin-poin yang perlu untuk dikoreksi; pelafalan, pemaknaan kosakata, kosakata yang dimodifikasi dan yang hal lain yang tak terduga. Ajak anak berkomunikasi tentang catatan koreksian tersebut; memberikan contoh pengucapan kosakata yang benar, penekanan makna pada kosakata tertentu, pemilihan kosakata pengganti yang tepat, ekspresi untuk memaknai kosakata tertentu.

Kemampuan lebih sebagai orangtua juga akan dituntut untuk menjadikan kegiatan ini sebagai sesuatu hal yang sangat berarti. Anak tidak hanya akan memahami kosakata pilihan, tetapi lebih dari itu, anak akan dikenalkan dengan phrasa atau kalimat dalam lirik lagu tersebut. Perhatikan minat sang anak. Jangan pernah memaksakan sesuatu, jika hal tersebut memiliki kecenderungan untuk menimbulkan perilaku negatifnya. Dan jangan lupa, akhirilah kegiatan ini dengan sebuah reward.

Bagaimana kalau anak tidak bisa bernyanyi? Tiap-tiap anak memiliki respon yang berbeda terhadap input sensori. Memahami respon, mengobservasi kelebihan dan kekurangan anak menjadi sangat penting karena hal tersebut dapat membantu orangtua dalam menentukan aktivitas yang diminati dan dinikmati anak. Orangtua dapat memulai kegiatan ini dengan bernyanyi sendiri sembari mencoba mencuri perhatian anak. Lakukan hal tersebut berulang-ulang. Apabila lagu tersebut tidak mendapat respon, mungkin harus mencari lagu yang lain sehingga dapat menarik perhatian si buah hati.

Respon anak adalah hal yang sangat penting. Jika ia belum bisa dengan bahasa verbal, tuntun anak dengan bahasa non verbal. “ Satu-satu, aku sayang ibu, …” Tentukan tema yang akan difokuskan. Misalnya tema berhitung, satu-satu, dua-dua, tiga-tiga, satu-dua-tiga. Gunakan jari sebagai alat peraga untuk menuntun pemahaman non-verbal anak. Lakukan kegiatan ini secara berkesinambungan sebelum membahas tema yang lain. Dan jangan lupa, akhirilah kegiatan ini dengan sebuah reward.

Terapi bernyanyi ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan lagu-lagu kreasi sendiri. Orangtua dapat menciptakan lagu yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Atau dapat mengganti lirik lagu yang sudah ada. Misalnya lagu “Are You Sleeping”, dengan mengubah lirik lagu tersebut menjadi tema berhitung; one two three four, one two three four, five and six, five and six, seven eight and nine ten, seven eight and nine ten, very good, very good.

Kegiatan terapi bernyanyi ini tidak harus kaku, lagu-lagu yang disenangi anak dapat diperdengarkan secara utuh dengan musik pengiringnya. Orangtua dapat memperdengarkan album lagu-lagu anak atau lagu-lagu yang mereka sukai. Ciptakan suasana gembira. Ikutlah bernyanyi dan bergembira bersama mereka.

Tidak ada komentar: