Rabu, 29 Juli 2009

Terapi Bernyanyi I

Terapi Bernyanyi: Menggairahkan Kreativitas Berbahasa Insan Autis

(Program Terapi di Sekolah Khusus Autis )

Oleh: Sulfi Alhamdi

Mengantarkan anak ke sekolah/klinik terapi khusus insan autis adalah solusi utama bagi para orangtua yang memiliki anak istemewa untuk pendidikan si buah hati. Saat ini, kita dengan mudah dapat menemukan sekolah/klinik terapi khusus tersebut. Masing-masing tempat menawarkan program/metode terapi yang bervariasi; terapi wicara, okupasi, sensori integrasi, musik dan lain-lain. Keseluruhan metode tersebut pada intinya merupakan usaha dalam upaya penyembuhan sang anak.

Kegiatan bernyanyi (terapi bernyanyi) merupakan salah satu alternatif terapi bagi insan autis. Terapi ini belum dikenal secara luas. Terapi bernyanyi ini dapat disetarakan dengan terapi musik atau terapi-terapi lainnya. Sejauh ini bernyanyi hanya diberikan sebagai kegiatan selingan para guru/terapis ketika bersama dengan sang anak. Dengan melakukan kegiatan ini secara intensif dan berkesinambungan maka kegiatan ini akan menjadi treatment khusus mengacu kepada terapi tersendiri.

Terapi bernyanyi adalah kegiatan bernyanyi, baik yang diiringi musik maupun tidak, untuk melatih pemahaman anak terhadap diri dan lingkungannya. Terapi ini akan mengantarkan anak pada kondisi emosi yang positif. Anak dapat berinteraksi verbal maupun non verbal dengan lingkungan atau orang yang berada disekitarnya. Motorik halus dan kasar akan terlatih dengan melakukan gerakan-gerakan yang berpedoman pada lirik lagu yang sedang dinyanyikan. Terapi ini akan menjadi lebih efektif dan produktif karena lebih mengarah ke suatu permainan yang menyenangkan.

Guru/terapis memegang peranan utama bagi pendidikan sang anak saat berada di sekolah. Semua guru/terapis yang ada di sekolah dapat melaksanakan terapi bernyanyi ini, meskipun pada dasarnya mereka telah memiliki keahlian khusus masing-masing. Hal utama yang harus diperhatikan bahwa terapi ini bertujuan untuk mengajak anak bergembira sembari mempersiapkan pencapaian tujuan khusus yaitu menggairahkan kreativitas berbahasa, baik verbal maupun non verbal sang anak.

Terapi bernyanyi dapat dilaksanakan dengan Metode Kelas Bersama. Metode ini menggabungkan seluruh anak dan didampingi oleh masing-masing guru/terapis mereka. Tidak seperti halnya terapi yang lain, satu orang anak dengan satu orang guru/terapis. Kemudian satu orang guru/terapis yang bertindak sebagai pemandu terapi ini. Siapa pun dapat berperan sebagai guru/terapis pemandu. Seorang pemandu juga ditemani oleh seorang guru yang dapat memainkan alat musik (organ/keyboard) yang akan mengiringi anak-anak bernyanyi. Terapi ini diberikan selama 15-20 menit setiap hari. Sebaiknya diberikan sebagai kegiatan awal sebelum melaksanakan rutinitas terapi-terapi lainnya.

Terapi bernyanyi dapat diberikan terhadap seluruh anak autis, meskipun masing-masing mereka memiliki respon yang berbeda terhadap input sensori. Akan tetapi dalam kondisi tertentu dibutuhkan peran guru/terapis pendamping untuk memahami kondisi anak pada saat terapi berlangsung. Jangan memaksa anak untuk mengikuti kegiatan ini apabila ada kecenderungan anak untuk berprilaku negatif. Sebuah penelitian mengatakan bahwa penyandang autisme memiliki gaya kognisi yang berbeda, pada dasarnya berarti bahwa, otak mereka memproses informasi dengan cara berbeda. Mereka mendengar, melihat dan merasa, tetapi otak mereka memperlakukan informasi ini dengan cara yang berbeda.

Musik dan lirik lagu diperkenalkan secara bersamaan kepada mereka. Musik pengiring dapat menciptakan suasana yang membuat mereka merasa nyaman. Bahkan musik (introlude lagu) membantu anak menerka lagu apa gerangan yang akan dimainkan. Kata-kata atau lirik lagu diharapkan mampu merangsang kognitif mereka, sehingga mereka memberikan respon positif setiap lagu yang dinyanyikan. Kegiatan itu akan berlanjut kepada rangsangan motorik mereka dengan memaknai kata-kata melalui gerakan-gerakan tertentu sesuai dengan lagu yang sedang dinyanyikan.

Lagu-lagu yang digunakan dalam terapi bernyanyi ini sebaiknya lagu-lagu anak yang memiliki tema yang jelas. Tema lagu biasanya akan terlihat dari kata-kata yang ada dalam lirik lagu tersebut. Para guru/terapis harus menentukan tema lagu yang akan dinyanyikan. Karena terkadang ada kemungkinan lagu tersebut memiliki lebih dari satu tema. Misalnya lagu Satu-satu Aku Sayang Ibu. Lagu ini memiliki lebih dari satu tema yaitu tema angka/berhitung –satu, dua, tiga- dan tema keluarga –aku, ibu, ayah, adik, kakak. Ketika tema berhitung menjadi pilihan, maka anak akan diajarkan tentang konsep berhitung/angka atau sebaliknya.

Dalam penerapan terapi bernyanyi, lagu-lagu yang dipakai sebagai lagu terapi dapat dibagi atas tiga kategori lagu;

1) Kategori A: Lagu yang menonjolkan aspek kognitif perorangan. Lagu ini lebih fokus untuk melatih pemahaman anak secara individu dibantu oleh guru/terapis pendamping tentang kata-kata yang ada dalam lagu tersebut. Anak diharapkan bisa merespon secara verbal ataupun non-verbal. Lagu ini tidak banyak memberikan dorongan interaksi dengan insan autis yang lainnya( dua mata saya, topi saya budar, satu-satu aku sayang ibu).

2) Kategori B: Lagu yang menonjolkan aspek interaksi, kebersamaan. Kata-kata dalam lirik lagu lebih banyak menuntun anak untuk berinteraksi dengan teman di sekitarnya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan satu lagu bisa memenuhi kriteria kedua jenis lagu tesebut. Hal ini tergantung kepada tema lagu yang dipilih pada saat itu (lingkaran kecil, ular naga) .

3) Kategori C: Lagu yang dipilih karena jenis lagu tersebut dapat menciptakan suasana gembira. Kata-kata dalam lirik lagu tidak lagi menjadi fokus. Anak didampingi guru/terapis bergembira bersama mengikuti irama musik (cantik siapa yang punya, aku punya anjing kecil, becak, cicak, naik delman, burung kakaktua, naik kereta api, naik ke puncak gunung).

Untuk mencapai tujuan maksimal dari terapi bernyanyi ini dibutuhkan kreativitas guru dalam mencari lagu-lagu dan menentukan kategori lagu tersebut. Para guru/terapis pun dapat mengubah lirik lagu yang ada dan disesuaikan dengan kebutuhan anak berdasarkan tiga kategori lagu untuk terapi. Selain itu guru/terapi memiliki kesempatan untuk menuangkan idenya dengan menciptakan lagu khusus untuk terapi ini. Tentu saja ini bukanlah hal yang mudah.

Terapi bernyanyi ini juga dapat diberikan kepada anak sebagai kegiatan bernyanyi selingan ketika melaksanakan terapi yang lain. Pilihan lagu dapat disesuaikan dengan kegiatan terapi yang sedang berlangsug pada saat itu. Tentu saja tidak sampai mengganggu program terapi yang sedang diberikan kepada anak.

Terapi bernyanyi tidak hanya dapat dilaksanakan di sekolah. Para orangtua pun dapat melaksanakan program ini bersama anak tersayang. Hubungan antara guru/terapis dan orangtua dijalin dengan baik. Guru/terapis dan orangtua dapat saling berbagi cerita tentang lagu-lagu yang disukai oleh anak.

Tidak ada komentar: